Friday, December 19, 2008

Teknik dan Tips Stek Nepenthes

Teknik stek yang akan saya terangkan disini adalah teknik untuk pemula. Oleh karena itu apabila ada pembaca yang mempunyai pengalaman harap berbagi ya…
Baiklah, untuk stek nepenthes bahan yang perlu kita siapkan cukup sederhana:
1. Pisau yang steril
2. Media tanam (berikut potnya)
3. Plastik bungkus es (ukuan disesuaikan dengan ukuran pot)
4. Fungisida dan perangsang akar (opsional)


Berikut adalah cara stek yang paling mudah:

1. Langkah pertama tentunya berdoa kepada Allah, karena Segala sesuatu yang hidup di dunia ini atas izin-Nya. Termasuk Nepenthes yang akan anda tanam.
2. Pilihlah tanaman yang telah dewasa yang berumur sekitar 1 tahun. Sebaiknya panjang batang sudah mencapai minimum 1 meter.
Tips: Sebaiknya pilih batang yang masih berwarna hijau. Apabila batang sudah berwarna kecoklatan maka dinding/kulit batang nepenthes sudah keras dan lama tunasnya atau bahkan bisa tidak tunas-tunas akibat membusuk, dll.
3. Potong batangnya dengan menyisakan minimum dua ruas daun (dua mata tunas), lalu potong setengah helai daun untuk mengurangi penguapan. Dan potonglah daun paling ujung hingga pangkalnya untuk mempermudah ujung pangkal setek masuk ke dalam media tanam. lihat Gambar no. 2 lingkaran no 1.
4. Olesi fungisida pada luka bagian atas dan hormon perangsang akar pada luka bagian bawah.
5. Tanamlah batang setek pada pada gelas plastik berukuran diameter 9 cm dengan tinggi 13 cm yang dasar dindingnya telah dilubangi.
6. Gunakan media tanam sphagnum moss atau moss hijau yang biasa dipakai untuk merangkai bunga untuk mengurangi dehidrasi sebab media ini bisa menahan kelembaban air dan menyerap kelebihan air. selain itu sphagnum moss karena habitat aslinya berasal tanah tepi rawa gambut yang asam dengan PH 5. (moss semacam lumut yang banyak didapati di atas akar pohon kelapa atau di tempat-tempat lembab)
7. Sungkup tanaman dengan plastik yang biasanya digunakan untuk bungkus gula pasir (di pasaran dikenal dengan sebutan plastik es). Penyungkupan ini dimaksudkan untuk mengurangi penguapan, jadi Stek tidak banyak membuang energi yang tidak perlu.
8. Letakkan tanaman di tempat yang ternaungi tetapi tetap mendapat sinar matahari dengan intensitas cahaya matahari berkisar 25% dengan kelembapan udara 70-80%. Anda bisa menggunakan paranet untuk mengatur jumlah sinar yang masuk.
9. Setelah memilki 3-4 daun, kita dapat memindahkan tanaman ke pot berdiameter 10-15 cm dengan menambahkan humus, kompos, atau moss. Setelah itu letakkanlah dalam intensitas cahaya 50%.
Biasanya Tunas daun akan tumbuh dalam waktu 2-4 minggu dan akan mulai berakar setelah 1-2 bulan, dan mencapai ukuran dewasa setelah 6 bulan.
Tips:
- Buatlah sayatan kecil di stek bagian bawah tentunya untuk mempercepat keluarnya akar.
- Jangan potong batang mendekati ruas tumbuhnya daun sebab mata tunas nantinya akan tumbuh tidak tepat di ruas daunnya seperti tanaman aglaonema, tapi sekitar satu centi di atas ruas daun untuk nepenthes dewasa. Lihat lingkaran pada Gambar di bawah.


- Pada dasarnya Nepenthes tidak begitu membutuhkan pupuk, jadi tidak begitu memerlukan hormon tambahan untuk merangsang perakaran. Namun untuk beberapa spesies, hormon dapat membantu mempercepat perakaran. Kelebihan hormon dapat menyebabkan stek menjadi busuk. Saran saya, kalau mau aman cukup rendam Vitamin B1 sekitar 1 menit kemudian di oleskan fungisida pada stekan.
- Untuk media tanam, jika ditempat anda tidak menemukan spaghnum moss atau lumut, media yang bisa digunakan antara lain sekam bakar, humus bambu dan cocopeat.
- Jika anda melakukan stek lebih dari satu jenis, biasanya tumbuhnya tunas baru tidak setentak sebab beberapa jenis nepenthes ada yang cepat pertumbuhannya ada pula yang lambat. Jadi harap bersabar, jangan sering dicabut karena anda mengira stek anda tidak berhasil. Namun apabila setelah satu bulan tidak ada tanda-tanda akan tumbuh silahkan anda cek, apabila memang mongering atau membusuk buang saja untuk menghemat energi anda tentunya.

Saya mendoakan anda berhasil menanam Nepenthes, Kalau anda berminat
untuk belajar memelihara tanaman ini namun kesulitan mendapatkan nepentes di toko tanaman hias/nursery, anda tak perlu kuatir, kami menyediakan bibit stek nepenthes yang sudah bertunas (bertunasnya di Jakarta), jadi sudah beradaptasi dengan ganasnya ibu kota. Soal harga? tak perlu kuatir cuma rp 20.000/ Batang untuk jenis apapun. Hubungi saja no 081317719444. Bagi para pembaca yang berminat, saya batasi 5 batang saja agar yang laen kebagian.

[+/-] Selengkapnya...

Thursday, December 18, 2008

Etika Mengambil Nepenthes dari Habitat Aslinya (Hutan)



Nepenthes adalah salah satu tanaman yang dilindungi negara berdasarkan undang-undang UU No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
Dari ratusan juta masyarakat Indonesia tidak banyak
yang mengetahui potensi bisnis tumbuhan ini. Hal ini tidak selamanya merugikan. Keuntungannya dengan minimnya publikasi, maka tanaman ini setidaknya mampu selamat dari neraka yang bernama eksploitasi, namun dibilang “merugikan” karena dengan ketidaktahuan masyarakat akan tumbuhan ini maka tidak terpikirkan oleh masyarakat untuk memelihara atau menyelamatkannya dari kebakaran, pembalakan, pembukaan lahan, dan konversi lahan.
Hutan Indonesia selama periode 1997-2000 mengalami laju pengurangan mencapai angka sekitar 2,84 juta ha/tahun atau sekitar 8,5 juta ha selama tiga tahun. Rekalkulasi penutupan lahan di Indonesia pada tahun 2005 yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan menunjukkan adanya peningkatan persentase pen
utupan lahan berhutan di Indonesia, tetapi penutupan tersebut tidak terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan (Anonimus, 2005).
Artinya, lahan berhutan di Pulau Sumatera mengalami penurunan setiap tahunnya. Tentu saja kondisi hutan yang seperti ini turut mengancam keberadaan flora dan fauna yang ada di dalamnya.
Penulis secara pribadi mendukung masyarakat yang mau memelihara Nepenthes dengan mengambil langsung dari hutan dengan alasan hutan yang sedang terancam. Namun apabila hutan tersebut terbilang aman, tetap boleh membudidayakannya dengan cara mengambil bijinya. Dari setangkai biji nepenthes anda akan memiliki ratusan atau bahkan ribuan batang nepenthes jika berhasil menyemainya. Namun apabila bijinya sulit ditemui, silahkan ambil batangnya untuk di stek. Eit, tunggu dulu. Jangan asal tebas ya… Untung pengambilan batang Mohon diperhatikan langkan berik
ut:

1. Carilah nepenthes yang dalam satu rumpun mempunyai banyak batang. Sisakan sekurang-kurangnya 2 batang.
2. Pilih batang yang sehat, ciri- cirinya batang sebesar kelingking atau jari telunjuk. Kalau diambil batang yang sebesar lidi maka na
nti tunas yang akan keluar ketika di stek juga kecil dan kurang kuat.
3. Pilih yang sudah tua, minimum batang sudah memiliki batang sepanjag 2 meter. Panjang nepenthes bis mencapai 18 meter lho. Sepintas seperti rotan, menjalar kemana-mana. Makin panjang batang makin banyak pula stek yang anda dapatkan. Selain itu, batang yang sudah tua logikanya ajalnya tak lama lagi.
4. Potonglah batang Nepenthes minimal 30 cm dari permukaan tanah. Ini sangat penting karena nanti akan tumbuh tunas-tunas baru. Yang insya-Allah dapat anda ambil lagi tahun depan. Untuk tips stek akan saya bahas di lain judul.
Jika anda mengambil batan
g nepenthes dengan benar dari hutan anda akan merasakan seolah seolah nepenthes tadi berterimakasih pada anda. Percayalah. Sebalinya jika anda mengambil nepenthes dengan akar-akarnya tanpa alasan di atas anda akan merasakan bersalah.
Pengambilan nepenthes dengan akarnya hampir tidak ada untungnya bagi anda. kenapa? Ini bukan menakut-nakuti loh, ini pengalaman pribadi:
1. Kantong Nepenthes akan layu bahkan bisa mati karena stress
2. Apabila nepenthes hasil ca
butan hidup-pun, biasanya tidak mau mengeluarkan kantong. Padahal kantong pada nepenthes adalah letak keindahan tumbuhan ini. Dan andapun terbebani tetap harus bertanggung jawab menyirami setiap hari tanpa membuahkan hasil yang anda inginkan!

Keterangan Gambar:
1. Nepenthes Ampullaria masih di Habitat Aslinya (yang tersisa dari pembukaan lahan)
2. Setelah di tanam di pot (cantik kan?)
3. Nepenthes mulai terlihat stress dalam dua minggu. 60 persen kantong mengering/layu dalam 30 hari.
4. Meskipun tetap hidup dan tumbuh daun baru namun tak mau mengeluarkan kantong.

So think smart.

[+/-] Selengkapnya...

Keunikan Kantong Semar

Pada dasarnya semua tumbuhan ciptaan Allah itu indah. Banyak alasan mengapa manusia memilih tumbuhan tertentu layak dijadikan sebagai tanaman hias, diantaranya karena bentuk, sifat dan kelangkaan. Tampaknya Nepenthes mempunyai dua daya tarik utama yang membuat tanaman ini sangat layak dijadikan tenaman hias, yakni selain sangat unik tumbuhan ini termasuk tumbuhan langka dan dilindungi. Kategori langka dan dilindungi akan membuat lebih ber-prestise daripada tanaman yang mudah dijumpai. Pengalaman pribadi saya, hampir setiap orang dewasa yang melihat Nepenthes milik saya pasti bertanya tanaman ini. Wawancara bisa berlangsung rata-rata 5-10 menit! (5 menit untuk orang awam dan 10 menit untuk pecinta tanaman hias.
Bagi orang awam dalam hal Nepenthes, mengira Nepenthes adalah bunga, adapula yang beranggapan kantongnya merupakan perubahan bentuk dari ujung daun. Saya sendiri beranggapan yang kedua. Namun sebenarnya kantong pada Nepenthes itu sendiri adalah daun Sedangkan yang tampak seperti daun sebenarnya adalah tangkai daun yang melebar seperti tangkai daun pada tanaman akasia.
Biasanya, setiap jenis nepenthes memiliki setidaknya dua bentuk kantung, yakni kantung bawah, dan kantung atas. Bentuk kantung ini diberi nama berdasarkan letak kantung di tanaman. Pada beberapa jenis nepenthes, mereka memiliki bentuk kantung peralihan antara bentuk kantung bawah dan bentuk kantung atas. Sedangkan pada beberapa jenis lainnya seperti N. ampullaria dan N. pectinata, biasanya tidak membentuk kantung atas.
Untuk membedakan antar spesies nepenthes, warna dan corak kantung umumnya tidak digunakan. Spesies nepenthes biasanya berdasarkan pada perbedaan bentuk kantung, daun, batang dan bunganya. Karena umumnya nepenthes memiliki bentuk kantung bawah dan kantung atas yang berbeda, karenanya, banyak sekali terjadi kesalahan identifikasi spesies.
Apabila tumbuhan ini dika
tagorikan tanaman hias, mungkin bisa dikatagorikan sebagai tanaman hias daun, sebab keunikan atau daya tarik tumbuhan ini terletak pada daunnya (kantong) yang memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Adapun bunganya sendiri berpenampilan sederhana. dengan empat kelopak tanpa mahkota dan terangkai memutar dalam satu tandan mirip seperti setandan pisang (ukurannya mini tentunya).Ukuran masing-masing bunga biasanya tak lebih dari 1 cm diameternya. Karena nepenthes berumah dua maka masing-masing tanaman hanya memiliki bunga jantan atau bunga betina saja. Bunga biasanya baru muncul pada saat tanaman telah tumbuh menjalar dan telah membentuk kantung atas. Pada tanaman muda, jenis kelamin tanaman tak dapat dibedakan berdasarkan morfologi tanaman.
Kantong semar bertambah unik dengan kemampuannya yang dapat menangkap serangga yang dijadikan nutrisi utama untuk tanaman ini. Bagaimana kantong ini dapat menangkap (lebih tepatnya menjebak) serangga? Pada Bentuk Bibir lubang kantung biasanya berwarna kemerahan serta mampu menebarkan aroma manis (semacam nektar). Binatang penyuka menu bercitarasa manis dan beraroma busuk adalah sasaran empuk bagi Nephentes, semisal semut dan lalat ataupun hewan-hewan lain yang berseliweran di habitat sekitar nepenthes agar mau mampir dan tercebur ke kantong2 mereka. Hewan2 yang tercebur tidak membuat kantung membusuk, namun malah dicerna oleh tanaman. Hal itu disebabkan karena kantong memiliki system layaknya lambung manusia, setelah hewan tercebur, Cairan asam yang bernama proteolase. Dihasilkan oleh kelenjar di permukaan kantung bawah. Tubuh mangsa naas itu kemudian diolah menjadi garam Posphat dan nitrat. Sari hewan tersebut digunakan nepenthes untuk tumbuh subur walaupun area hidupnya sangat miskin unsur hara, karena itulah Nepenthes digolongkan sebagai tanaman pemakan serangga atau tanaman karnivora.
Tidak semua jenis Nepenthes memiliki mangsa favorit yang sama. Semut adalah menu kesukaan bagi N. mirabilis. Species kantung semar N. albomarginata adalah pemburu sepesialis rayap. Ada pula species katung semar yang “vegetarian” alias tak suka menyantap daging. Yaitu N. ampullaria. Kantung semar yang satu ini suka melalap guguran dedaunan dari tumbuhan yang berada di atasnya. Sedangkan N. lowii adalah kantung semar yang bermenu favorit kotoran burung.
Jadi bagi anda yang mau memelihara Nepenthes tidak perlu repot-repot maintain dengan pupuk ini-itu. Cukup kasi bangkai semut aja seperlunya.

[+/-] Selengkapnya...

Sejarah Identifikasi Nepenthes


Kantung Semar diperkirakan berasal dari Asia Timur. Namun, kini banyak terdapat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ia bisa hidup di mana saja, mulai dari pantai, gunung kapur sampai hutan lebat di pegunungan. Saat ini terdapat 103 spesies kantong semar di dunia yang sudah dipublikasikan 64 jenis yang hidup di Indonesia dengan rincian pulau Kalimantan memiliki 32 spesies (termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei) dan Sumatera memiliki 29 Spesies. Sisanya terdapat di pulau Jawa, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
Nepenthes pertama kali dideskripsikan di dunia pada abad 16, sekitar tahun 1658 dengan nama Amramitico oleh Etienne de Flacourt.Flacourt menemukan nepenthes berkantong corong berwarna hijau kekuningan menghampar di permukaan tanah lembap berpasir dan rawa-rawa bakau di sebuah pulau kecil di Madagaskar. Kantongnya menyembul di antara semak-semak. Nama Nepenthes pada saat itu belum dipakai. Nama Amramitico pada 1797 dikemudian hari diberi nama Nepenthes Madagascariensis oleh Jean Louis Marie Poiret, botanis asal Perancis. Adapun nama Nepenthes sendiri pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyne diambil dari sebuah nama gelas anggur.
Kisah berlajut, pada tahun 1677 atau sembilan tahun setelah Nepenthes Madagascariensis, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia bernama Linnaeus mempopulerkan Nepenthes untuk pertamakalinya dengan sebutan Pelipur Lara untuk Nepenthes Distillatoria. Sejak itu masyarakat lebih senang dengan julukan lokal. Nepenthes kedua diklaim ditemukan oleh H.N. Grimm menemukan dan menamakan Nepenthes Distillatoria yang merupakan Nepenthes endemik Srilanka.
Pada tahun 1690 Seorang ahli botani Belanda bernama Rumphius menemukan spesies baru yang teridentifiksai pada keluarga Cantherifera kemudian dikenal sebagai Nepenthes Mirabilis. Temuan itu diabadikan dalam Herbarium Amboinensis, sebuah karya ilmiah yang berisi tentang flora asli Maluku dan Ambon. Cantherifera mirabilis adalah nama yang ia berikan kala itu. Namun karena laporan Rumphius tentang penamaan keluarga Kantong Semar ini terlambat sampai ke Eropa (Kapal karam, buta & perang), 40 tahun kemudian (1737) Linneaus memberikan nama Nepenthes sebagai nama resmi keluarga Kantong Semar.
Spesies nepenthes biasanya berdasarkan pada perbedaan bentuk kantung, daun, batang dan bunganya. Karena umumnya nepenthes memiliki bentuk kantung bawah dan kantung atas yang berbeda, banyak sekali terjadi kesalahan identifikasi spesies.
Walau banyaknya spesies Nepenthes, area sebarannya tidaklah begitu luas, Nepenthes hanya (baru) ditemukan disekitar wilayah khatulistiwa saja. Sebaran Nepenthes terkonsentrasi di wilayah Asia, terutama Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, IndoChina), selebihnya di Madagascar, Seychelles, Srilanka, Andaman & Assam.
Sejarah yang coba saya rangkum hanya bertujuan agar tanaman ini jangan terlupakan. Sebab sampai saat ini tanaman pemangsa serangga yang cantik ini masih jarang dibudidayakan. Kepunahan pun mengancam, bila tidak ada upaya penyelamatan. Padahal, N. madagascariensis mudah dibudidayakan karena adaptif di berbagai kondisi lahan. Ia tumbuh subur di lahan basah seperti lumpur atau di lahan marjinal seperti di rawa-rawa bakau. Ia juga tumbuh di air tergenang. Oleh sebab itu, sebarannya cukup luas. Ketakung itu ditemukan di kawasan barat laut, pantai barat, hingga selatan Madagaskar.
Menjadi wajar saja jika Nepenthes termasuk spesies yang rawan punah, kenapa? karena spesies terbanyaknya berada di Indonesia, negara yang sedang berkembang yang gencar membuka hutan untuk lahan pertanian dan agrobisnis dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kekayaan plasma nutfah alam.

Catatan: Penulisan artikel ini sempat membingungkan saya, dari berbagai sumber yang saya ambil, Ada beberapa perbedaan pendapat dalam tulisan ini:
1. Hampir semua sumber menyepakati Nepenthes pertama kali ditemukan oleh Etienne de Flacourt (Nepenthes Madagascariensis) Namun untuk pemberian nama resmi Nepenthes untuk keluarga Kantong semar ada yang menyebut J.P Breyne (sumber: http://k4tul.multiply.com) dan Linneaus (Trubus Infokit Nepenthes).
2. Nepenthes Distillatoria ada yang menyebut dari Ceylon. Sumber: Buku Petunjuk Praktis perawatan Nepenthes Oleh Frankie Handoyo dan Maloedyn Sitanggang (Hal. 15) Terbitan Agromedia Pustaka.
3. Karena banyaknya perbedaan pendapat dalam jumlah spesies, maka tidak saya tulis berapa jumlah spesies yang sebenarnya. Beberapa sumber menuliskan:
a. 86 spesies diseluruh dunia dan 64 spesies ada di Indonesia. Sumber: Buku Petunjuk Praktis perawatan Nepenthes Oleh Frankie Handoyo dan Maloedyn Sitanggang (Hal. 15) Terbitan Agromedia Pustaka.
b. 82 jenis nepenthes di dunia dan 64 jenisnya berada di Indonesia sumber: http://k4tul.multiply.com dan http://pesanantar.wordpress.com/2007/03/17/nepenthes/
c. Dari ratusan jenis Nepenthes (103 jenis teridentifikasi), sekitar 65% jenis2-nya tersebar luas di Indonesia sumber: Trubus Infokit Nepenthes
d. 103 spesies kantong semar di dunia yang sudah dipublikasikan 64 jenis yang hidup di Indonesia Sumber : Kantong Semar (Nepenthes sp.) Di Hutan Sumatera, Tanaman Unik Yang Semakin Langka Oleh Fatahul Azwar dkk.

Mohon Perhatian: Tulisan ini dibuat untuk kepentingan pengetahuan saja, Blog ini dibuat untuk mempermudah pecinta Nepenthes untuk berbagi ilmu.

[+/-] Selengkapnya...

Friday, December 12, 2008

Selayang Pandang tentang Nepenthes


Spesies kantong semar dunia paling banyak terdapat di Indonesia yang tersebar di hampir seluruh wilayah nusantara. Oleh karena itu, kantong semar memiliki banyak sebutan sesuai dengan daerah asal masing-masing, bahkan istilah bahasa inggrisnya pun ada, yakni Monkey cup (cangkir kera) dengan nama umum adalah Tropical pitcher plant sedangkan nama ilmiahnya adalah Nepenthes Sp. Adapun nama populer di pulau Jawa adalah kantong semar, nama ini mungkin diambil dari bentuk perut buncit dari Semar, tokoh pewayangan Jawa. Adapun nama populer dari pulau sumatera adalah Ketakung dan Periuk Monyet.

Nama alias paling banyak untuk Nepenthes tentulah dari Kalimantan dan Sumatera, kenapa? Karena Selain di kedua pulau ini terdapat banyak suku dan bahasa, spesies Nepenthes paling banyak ditemui di kedua pulau ini. Dari 103 spesies kantong semar di dunia yang sudah dipublikasikan 64 jenis yang hidup di Indonesia dengan rincian pulau Kalimantan memiliki 32 spesies (termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei) dan Sumatera memiliki 29 Spesies. Sisanya terdapat di pulau Jawa, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
Nepenthes termasuk dalam golongan tumbuhan liana (merambat) ditanah ataupun di ranting-ranting pohon,berumah dua, serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain (epifit). Karenanya tumbuhan ini digolongkan sebagai tanaman karnivora (carnivorous plant), selain Venus Flytrap (Dionaea muscipula), sundews (Droseraceae) dan beberapa jenis lainnya. Tanaman karnivora umumnya hidup pada tanah miskin hara, khususnya nitrogen, seperti kawasan kerangas.
Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi. Itulah sebabnya, dapat dibudidayakan di Jepang dan Eropa. Menurut Arief B. Witarto, peneliti bioteknologi LIPI, di Jepang kantong semar telah dibudidayakan sebagai produk tanaman hias. "Harga satu pot mencapai seribu yen (sekitar Rp 80 ribu)."

Kalsifikasi Ilmiah Nepenthes
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nepenthaceae
Genus: Nepenthes

Pustaka:
1. Kantong Semar (Nepenthes sp.) Di Hutan Sumatera, Tanaman Unik Yang Semakin Langka Oleh Fatahul Azwar dkk.).
2. Buku Petunjuk Praktis perawatan Nepenthes Oleh Frankie Handoyo dan Maloedyn Sitanggang (Hal. 15) Terbitan Agromedia Pustaka.
3. Selayang Pandang tentang Kantong Semar, Arsip Flora. http://pesanantar.wordpress.com/2007/03/17/nepenthes/

[+/-] Selengkapnya...